Story Of My Life : Mendefinisikan Peranku

Story Of My Life : Mendefinisikan Peranku

Posted by Najwa Fadhilatunnisa on 16.59 in

      

Hai!

Hehe maaf aku baru belajar buat vektor jadi masih kaku dan belum rapi :')

        Najwa Fadhilatunnisa, begitu yang tertera dalam akta kelahiranku. Orang-orang biasa memanggilku dengan nama biasa--Najwa, Teteh, hingga Juong. Aku merupakan seorang anak sulung dari tiga bersaudara yang dilahirkan di sebuah kota dengan julukan kota kembang dan terkenal akan mojang geulis-nya, yaitu Bandung, pada tanggal 25 April 2002. Rupanya di tahun ini genap sudah aku berusia 18 tahun. Setelah menyelesaikan pendidikan di TK Al-Manar, MI At-Taqwa, SMPN 8 Bandung, dan SMAN 8 Bandung, tibalah aku dalam segmen kehidupan baruku sebagai seorang 'mahasiswa'.

Sedikit bonus potret sekolah-sekolahku yang bersumber dari Google Maps.

        Bicara soal mahasiswa, orang seringkali menganggapnya suatu hal yang luar biasa. Aku pun demikian--pada awalnya. Sebab, aku yang hobinya hanya sekadar senang menulis atau corat-coret akan banyak hal dan menatap layar hp untuk berkomunikasi atau bermain game, aku yang masih suka banyak mengeluh kalau tugasnya belum beres ditambah lagi susah, dan aku yang terkadang bersikap kekanakan, kini telah menjadi seorang mahasiswa. 

        Sesuai dengan minatku yang lebih mengarah kepada hal-hal yang berkaitan dengan makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya, atau singkatnya biologi, aku memilih Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH) Program Sains Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai pendidikan lanjutan selepas SMA. Keanekaragaman hayati dan segala unsur pendukung di dalamnya mendorong rasa penasaran dan keinginanku untuk terjun ke dalam bidang tersebut. 

        Lantas, terbesit di pikiranku, apa yang ingin kulakukan dengan bidang yang kutekuni ini?

        Melihat diri lebih dalam untuk mengenali diriku lebih lanjut lagi, membuatku menyadari akan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Aku merupakan tipikal orang yang tidak akan tenang jikalau amanah yang diberikan kepadaku belum kuselesaikan dalam tenggat waktu tertentu. Aku selalu memastikan bagaimana caranya agar amanah yang kuemban dapat terselesaikan secara tepat waktu. Menurutku, tidak masalah jika amanah itu dilakukan secara individual maupun bekerja sama, ia tetaplah menjadi bentuk tanggung jawab yang perlu dijaga. Selain itu, aku merupakan orang yang lebih bisa mengekspresikan diri melalui tulisan dan dapat memahami atau menghafal secara cepat.

        Akan tetapi, tentunya terdapat beberapa kelemahan yang perlu kuperbaiki dan dievaluasi setiap saat. Aku merupakan orang yang seringkali merasa tidak percaya diri dengan kemampuan sendiri, kurang berpikir kritis, takut ketika akan mengutarakan pendapat, dan sulit untuk menerima kritik. Selain itu, ada kalanya aku ingin selalu diapresiasi atas peran atau inisiatif yang kulakukan. Padahal seharusnya, segala sesuatu yang kulakukan harus didasarkan dengan ikhlas dan menganggap apresiasi hanyalah sebuah bonus. 

        Dengan menimbang minat, bakat, kelebihan yang dapat kutingkatkan, dan kelemahan yang dapat kuperbaiki, aku bercita-cita menjadi seorang peneliti di bidang biologi atau mikrobiologi yang dapat memberikan manfaat bagi orang-orang sekitarku. Menciptakan inovasi, berkreasi, dan berkolaborasi demi kebaikan bersama. Dimulai dari saat ini, aku akan senantiasa belajar dan memanfaatkan kesempatan yang kumiliki di ITB dengan usaha terbaikku, sebab itu merupakan bentuk rasa syukurku telah dipercaya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ditempatkan di kampus ini dan menjadi salah satu bentuk baktiku kepada orang tua yang telah bekerja keras untuk merawat dan memberikan pendidikan bagi anak-anaknya.

        Selain itu, ketika aku telah lulus nanti, aku ingin turut membagikan ilmu yang dimiliki kepada orang-orang sekitarku baik keluarga, tetangga, hingga masyarakat di manapun melalui aksi nyata yang dapat dilakukan. Misalnya, membangun suatu tempat belajar bagi anak-anak dan remaja, mencari solusi dan berinovasi untuk sebuah permasalahan terutama yang dapat diselesaikan dengan memanfaatkan ilmu yang kudapatkan selama berkuliah dan organisasi. 

        Menjadi insan yang dapat memberikan kebermanfaatan bagi orang lain dan senantiasa memperbaiki diri supaya bisa lebih baik lagi dari hari-hari kemarin merupakan tujuan yang aku dambakan hingga saat ini.

        Pada akhirnya, aku menyadari akan suatu hal, seperti yang kakak tingkat bilang, menjadi mahasiswa itu biasa saja. Yang luar biasa adalah ketika kita bisa mendefinisikan peran sebagai diri kita sendiri dengan berbagai kesempatan yang terbuka terutama selama julukan mahasiswa itu masih melekat.

Najwa Fadhilatunnisa

16120023

Keluarga 214

#StoryOfMyLife #MendefinisikanPeran #OSKMITB2020 #TerangKembali

Sumber Gambar :

<a href='https://www.freepik.com/photos/background'>Background photo created by suksao - www.freepik.com</a>

<a href='https://www.freepik.com/photos/table'>Table photo created by master1305 - www.freepik.com</a>

<a href='https://www.freepik.com/photos/school'>School photo created by freepik - www.freepik.com</a>

Continue Reading

Stunting, Sebuah Ancaman Kesehatan bagi Generasi Penerus Bangsa

Stunting, Sebuah Ancaman Kesehatan bagi Generasi Penerus Bangsa

Posted by Najwa Fadhilatunnisa on 19.36 in Esai, Kesehatan,

    

Ilustrasi Stunting (Sumber : suara.com)

    Permasalahan gizi yang berdampak pada Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masih menghantui negeri kita, Indonesia. Salah satu permasalahan gizi yang menyita perhatian akhir-akhir ini adalah stunting, yakni sebuah permasalahan gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek. Pada kasus ini, penderita stunting biasanya lebih rentan terkena penyakit, kecerdasan di bawah normal, serta produktivitas yang rendah. Gizi yang buruk, terkena infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai menjadi beberapa penyebab terjadinya kondisi stunting sebagaimana menurut World Health Organization (WHO).

    Untuk lebih memahami tantangan masa depan yang akan dihadapi, kita dapat menggunakan konsep VUCA, yaitu Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Ancaman kesehatan berupa stunting dapat berubah-ubah sewaktu-waktu, hal ini dapat terlihat dari persentase balita stunting di Indonesia yang disajikan oleh Kementerian Kesehatan pada kisaran tahun 2013-2018.

Sumber : Kementerian Kesehatan

    Banyaknya daerah yang belum dapat terjangkau untuk pemerataan kesehatan di Indonesia menjadi penyebab mengapa permasalahan ini bersifat uncertainty. Masih banyak balita dan anak-anak terutama di daerah pedalaman yang belum mendapatkan fasilitas kesehatan secara penuh dan belum terdata secara pasti.

    Selain itu, menurut berbagai literatur yang penulis temui menunjukkan bahwa permasalahan stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi. Di antaranya adalah praktek pengasuhan yang tidak baik, terbatasnya layanan kesehatan, kurangnya akses ke makanan bergizi, serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi. Dengan berbagai faktor yang telah ditemukan ini, maka perlu bagi Indonesia untuk memperbaiki permasalahan yang berbeda ini dengan berbagai cara dan metode. Hal ini membuat permasalahan kesehatan berupa stunting menjadi hal yang kompleks dan saling berkaitan antar komponen yang berbeda.

    Sementara dari aspek ambiguity, kita dapat melihat dari tidak meratanya layanan kesehatan dan perbedaan keadaan di setiap daerah membuat rasio dari risiko stunting ini berbeda. Akan ada daerah yang memiliki rasio yang tinggi dan ada pula yang rendah. Hal ini dapat mengakibatkan kurangnya kesadaran akan bahaya stunting yang secara tidak langsung mengancam kesehatan anak bangsa, dan di sisi lain ada masyarakat di daerah tertentu yang perlu berjuang dengan keras untuk mengatasi permasalahan ini.

    Permasalahan kesehatan seperti stunting bukanlah hal yang mudah untuk diatasi dalam waktu cepat. Dibutuhkan dukungan dari berbagai elemen untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, baik dari pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, keluarga, hingga kita selaku insan yang ingin memberikan sedikitnya manfaat untuk orang-orang sekitar. Pembangunan fasilitas kesehatan perlu dikembangkan kembali dan dimanfaatkan sebaik mungkin dengan adanya dukungan anggaran dari pemerintah.

    Kita, sebagai bagian kecil dari Indonesia, alangkah lebih baik jika kita dapat memberikan kontribusi terbaik, sesederhana apapun itu. Dimulai dari menjaga kesehetan diri sendiri sebagai perwujudan rasa syukur. Selain itu, dengan menyebarluaskan informasi kepada teman-teman, turut berdonasi semampu kita untuk membantu orang-orang di luar sana yang kesulitan memenuhi kebutuhannya terutama pangan melalui platform terpercaya, dan melakukan bakti desa dengan sungguh-sungguh, menjadi tiga dari ratusan contoh usaha yang dapat kita lakukan dari sekarang untuk membantu mengatasi permasalahan kesehatan di Indonesia.

    Perlu kita ingat kembali bahwa masalah kesehatan menjadi aspek yang tak bisa ditinggalkan dalam mencapai sebuah tujuan bernamakan "Sumber Daya Manusia yang Berkualitas." Hal ini dapat menjadi sebuah tantangan masa depan yang harus kita hadapi bersama, terlepas sekecil apapun peran kita di sana. 

    Mengapa demikian? Sebab kita tak dapat memungkiri bahwa remaja, anak-anak, bahkan balita sekalipun merupakan bagian dari generasi yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa Indonesia. Kesehatan menjadi hal penting yang harus dijaga agar di kemudian hari, balita-balita kecil itu akan tumbuh dalam keadaan sehat baik secara jasmani dan rohani serta siap memberikan kontribusi terbaik bagi orang-orang sekitarnya.

Najwa Fadhilatunnisa

16120023

Keluarga 214

#TantanganMasaDepan #DuniaVUCA #OSKMITB2020 #TerangKembali

Sumber :

Bima, Awaludin. 2019, Berita Kedokteran Masyarakat. https://jurnal.ugm.ac.id/bkm/article/view/45197

Maharrani, Anindhita. 2019, Beritagar.id. https://beritagar.id/artikel/berita/gentingnya-masalah-stunting-di-indonesia

Continue Reading